RedaksiSultra.Com.Konawe Selatan – Jembatan penghubung antara pemukiman warga dan lahan pertanian yang berada di Desa Puusanggula mengalami kerusakan parah bahkan sudah tidak layak untuk dilalui oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Jembatan ini menjadi satu-satunya jalur yang digunakan oleh warga yang notabene bekerja sebagai petani dan nelayan. Dampak dari kerusakan ini sangat berpengaruh terhadap penghasilan warga yang kesehariannya masih bergantung pada hasil pertanian dan perikanan karena kendaraan tidak bisa melintas.
Alamsyah Umar yang merupakan Ketua Kelompok Tani menyampaikan bahwa “ jembatan ini merupakan jalur utama bagi petani dan nelayan. Didalamnya adalah lahan Eks Transmigrasi Puusanggula Sejak 2004 yang kurang lebih 100 hektar lahan pertanian berupa merica,sawit, nilam, pinang dan tanaman palawija. Kemudian sebagian warga bekerja sebagai nelayan.” Pungkasnya.
Sementara itu Kepala Desa Puusanggula Nabi.S.Si mengatakan bahwa “ Jembatan ini sangat vital untuk petani dan nelayan, dan terlebih masih ada 5 kepala keluarga (KK) yang masih bermukim didalam. sebagai pemerintah kami selalu mengupayakan untuk diusulkan ke musrenbang kecamatan, karena mengingat Dana Desa (DD) di Desa Kami tidak mampu untuk mengakomodir pembangunan jembatan tersebut yang panjangnya kurang lebih 18 Meter” .
Upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan kelompok tani serta pemerintah Desa adalah dengan membentangkan kayu dan papan yang dilakukan secara swadaya sebagai upaya penanganan sementara untuk menghindari terjadinya ambruk.
“Harapan kami agar pemerintah Konawe Selatan dapat membantu dengan memperbaiki jembatan ini karena jalur satu-satunya untuk mengangkut hasil pertanian dan perikanan masyarakat” sambungnya Alamsyah Umar yang juga sebagai Sekdes Puusanggula.
Laporan : Ucky
Editor : Tim